skip to main |
skip to sidebar
Kepala
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI), Mohammad Jumhur Hidayat, menyatakan, pasar kerja perawat di
mancanegara sangat potensial.
"Tinggal kesiapan suplai dari dalam
negeri untuk mengisi kebutuhan pasar kerja perawat di luar negeri," kata
Jumhur dalam rangkaian Safari Ramadan BNP2TKI V di Pekanbaru, Riau,
Senin (30/7/2012).
Dia menyebut, sejak 2008, pemerintah RI dan
Jepang bekerja sama dalam penempatan TKI perawat untuk memenuhi
kebutuhan 1.000 perawat pasien dan jompo di Negeri Matahari Terbit itu.
BNP2TKI telah menempatkan 892 perawat ke Jepang, terdiri dari 392
perawat pasien (nurse) dan 500 perawat jompo (careworker).
"Kualitas perawat asal Indonesia lebih unggul dibanding asal Filipina," tukasnya.
Dalam hasil ujian nasional yang diumumkan Pemerintah Jepang pada 26
Maret lalu, setelah mereka bekerja minimal satu tahun, TKI perawat yang
lulus sebanyak 69 orang terdiri atas 34 nurse (kangoshi) dan 35
careworker (kaigofukushishi). Sedangkan asal Filipina yang lulus hanya
13 orang.
Sebelumnya, dalam dua tahun berturut-turut Indonesia juga
mengalahkan Filipina. Pada 2010, perawat asal Indonesia yang lulus ujian
nasional dua orang sedang asal Filipina satu orang. Pada 2011, perawat
asal Indonesia yang lulus sebanyak 15 orang sedangkan asal Filipina satu
orang.
Penempatan TKI perawat ke Jepang merupakan program kerja
sama antarpemerintah (G to G) melalui program Indonesia-Jepang Economic
Partnership (IJEPA) yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang, saat itu, Shinzo Abe di Tokyo pada
November 2006.
BNP2TKI, atas nama pemerintah Indonesia,
menindaklanjuti nota kesepahaman dengan Japan International Corporation
of Welfare Services (JICWELS) yang mewakili pemerintah Jepang, di
Jakarta, pada Mei 2008. Melalui penandatanganan nota kesepahaman itu,
BNP2TKI diminta menyiapkan 1.000 perawat untuk Jepang.
Setelah
1.000 perawat terpenuhi, katanya, akan dilakukan kerja sama yang baru
untuk kesinambungan penempatan TKI perawat ke Jepang. Sementara
negara-negara di kawasan Timur Tengah juga sangat membutuhkan banyak TKI
perawat asal Indonesia seperti di Kuwait, membutuhkan sedikitnya 300
perawat.
Jumhur menambahkan, saat ini Jerman juga membutuhkan sekira 7.000 tenaga perawat. (okezone)