Dari kejauhan mungkin
orang tidak mengira jika bangunan ini adalah sebuah masjid. Apalagi masjid ini
berada di ibukota China, Beijing. Kenapa demikian? Ya, karena masjid ini dibangun dengan tidak meninggalkan gaya China
sedikitpun. Bahkan lebih terlihat seperti kuil Budha. Masjid ini dibangun pada tahun 995 M. Masjid Niu
Jie Beijing merupakan masjid terbesar dan tertua di pusat kota penduduk Muslim.
Seperti dikutip dari sacred-destinations.com, Selasa (24/7/2012), awalnya masjid tersebut dibangun oleh dua orang Arab pada tahun 995 M. Dalam perjalanannya, masjid Niu Jie mengalami dua kali perombakan, yakni pada masa Dinasti Yuan, Ming dan Qing antara abad ke 13 dan 19 M. Perombakan kedua dilakukan pada tahun 1949.
Kata 'Niu Jie' berasal dari arti kata (Ox Street)
yang berarti jalan sempit. Bangunan masjid ini berjajar dengan kios jajanan dan
pedagang yang menjual cincin, kue beras dan shaobang (muffin). Luas Masjid Niu Jie lebih dari 6000 meter persegi
dan mencakup beberapa bangunan, di antaranya ruang salat, Lou Bangge (menara),
menara observatorium, dan dua paviliun dengan batu steles. Eksterior dirancang dalam gaya China klasik,
terlihat seperti kuil Buddha, tetapi interior yang lebih tradisional Arab. Dan
tentu saja, tidak ada berhala untuk dilihat. Kedua prasasti China dan Arab
banyak menghiasi bangunan masjid ini.
Masjid dibuka dari pukul 08.00 pagi waktu Beijing hingga pukul 19.00 malam. Bagi pengunjung non-Muslim tidak bisa masuk ke dalam ruang salat. Wisatawan atau pengunjung yang hanya ingin mengabadikan lewat foto dapat melihat-lihat bangunan masjid di halaman depan saja. Pada halaman kecil sebelah selatan masjid berisi dua makam imam persia abad ke-13, dan di dekatnya terdapat sebuah kuali berbahan dasar tembaga yang digunakan untuk menyiapkan makanan bagi umat. (detikcom)