Dalam film ini Samantha yang diperankan oleh Julie Estele memutuskan untuk
Ibu Kost Sam, Yanti (Lita Soewardi),
menceritakan mengenai sejarah bangunan yang kini menjadi tempat kost itu.
Dahulu, sebuah keluarga produsen batik bernama Mangkoedjiwo membuat pabrik
batik dan mess pekerja disana, namun, terjadi kebakaran besar yang memusnahkan
aset-aset Mangkoedjiwo yang membuat, hanya rumah itulah yang masih layak huni.
Kini, cicit Panembahan Sakti Mangkoedjiwo, Raden Ayu Sukma Mangkoedjiwo (Alice
Iskak) menyewakan rumah tersebut untuk kost. Perbincangan itu berubah ke mitos
Kuntilanak, dan diakhiri ketika Yanti menembangkan sebuah durmo yang digunakan
untuk memanggil Kuntilanak. Entah kenapa tembang itu membuat Sam menjadi pusing
dan keadaan semakin aneh kala ia mengetahui bahwa untuk memanggil kuntilanak,
wangsit harus dipunyai oleh sang pemanggil. Di kamar Sam, terdapat sebuah
cermin antik Mangkoedjiwo yang berjumlah empat di seluruh rumah itu.
Dan setelah itu, secara tidak sadar Sam selalu menembangkan durmo itu ketika dia diganggu. Satu per satu orang-orang disekitar Sam mati & kekasihnya
Agung
(Evan Sanders) juga menghilang karena durmo itu. Agung pun akhirnya terbunuh dalam film Kuntilanak 2 oleh anggota Mangkoedjiwo yang ternyata adalah aliran sesat pesugihan yang bersekutu dengan setan. Dan petualangan Sam berakhir di Oedjoeng Sedo yang diceritakan dalam film Kuntilanak 3, dalam perjalanan menuju Oedjoeng Sedo. Sam bertemu
Darwin
(Mandala Shoji), Asti (Imelda Therinne), Herman (Reza Pahlevi)
dan Petra (Laura Antoinetta) yang mencari teman mereka yang hilang
Stella (Laudya Chintya Bella) dan tunangannya Rimson di sebuah hutan.
Karena mereka mempunyai tujuan yang sama, yakni ingin masuk ke hutan. Petra pun akhirnya mengajak Sam untuk bersama rombongan mereka, dan kemudian mereka pun juga terseret ke Oedjoeng Sedo dan satu per satu mati dibunuh oleh Kuntilanak. Di Oedjoeng Sedo, Sam pun bertemu dengan Yenny (anak kecil yang menghilang dalam cerita film Kuntilanak 2) dan Yenny pun menunjukkan tempat dimana Mbah Putri berada. Karena dialah
asal
muasal pewangsitan Kuntilanak di keluarga Mangkoedjiwo.
Rahasia Dibalik Mantra (Durma)
Pemanggil Kuntilanak
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
ojo tangi nggonmu guling
awas jo ngetoro
aku lagi bang wingo wingo
jin setan kang tak utusi
jin setan kang tak utusi
dadyo sebarang
wojo lelayu sebet
Petikan syair diatas pasti tidak asing lagi bagi yang pernah
menonton film kuntilanak yang dibintangi Julie Estelle, itu adalah syair durma
yang bisa memanggil kuntilanak seperti yang diceritakan dalam film tersebut.
Durma itu adalah salah satu pakem lagu dalam Macapat.
Macapat adalah kumpulan lagu Jawa yang mencakup 11 pakem (Dandhanggula, Mijil,
Pocung, Megatruh, Gambuh, Sinom, Maskumambang, Pangkur, Durma, Asmarandana, dan
Kinanthi). Tradisi Macapat ini diperkirakan sudah mulai ada sejak jaman akhir
kerajaan Majapahit. Kira-kira artinya seperti ini:
Menjelang malam, dirimu(bayangmu) mulai sirna…
Jangan terbangun dari tidurmu…
Awas, jangan terlihat (memperlihatkan diri)…
Aku sedang gelisah,
Jin setan ku perintahkan
Jadilah apapun juga,
Namun jangan membawa maut…
Setiap tembang dalam Macapat mencerminkan watak yang
berbeda-beda. Durma, disebut sebagai bagian Macapat yang mencerminkan
suasana/sifat keras, sangar, dan suram. Bahkan kadang mengungkapkan hal-hal yangg
angker dalam kehidupan.